Wisata Arung Jeram di Sumatera Barat Potensial Dikembangkan

0
99

mulai digandrungi masyarakat menjadi wisata minat khusus, pada awal tahun dua ribu an. Kala itu, banyak bermunculan operator wisata yang menjual paket-paket arung jeram. Salah satu dan paling populer adalah wisata arung jeram di sungai citarik. Hingga kini, sebagian besar warga yang berdomisili di aliran sungai citarik, bergantung pada aktivitas wisata di daerah itu, karena, operator wisata arung jeram menjadikan warga setempat sebagai pelaksananya.

Selain di pulau jawa, di sumatera barat, juga bermunculan beberapa operator wisata arung jeram. Berbagai sungai dijadikan sarana untuk aktivitas tersebut, seperti batang antokan di kabupaten agam, batang tarusan di pesisir selatan, batang sinamar di kabupaten lima puluh kota, hingga batang kuantan di sijunjung. Namun tanpa sebab yang pasti, sebagian besar operator tersebut saat sekarang tak lagi beroperasi. Kondisi itu diperparah dengan pandemi covid-19, yang menghantam dunia pariwisata.

Sisi lain, arung jeram tak begitu populer di sumatera barat,meski daerah ini memiliki puluhan sungai yang bisa dijadikan ajang untuk berwisata minat khusus ini. Nyaris setiap kota dan kabupaten mempunyai lebih dari satu sungai untuk dijadikan objek wisata arung jeram. Tapi karena tak populer, wisatawan pun enggan untuk mencobanya.

Dari data base PB , saat ini terdapat 48 operator arung jeram yang aktif di indonesia, satu di antaranya ada di sumatera barat, yang beraktivitas di batang anai, lubuk alung, dan dikelola oleh pemuda setempat dalam kelompok sadar wisata. Menurut dedengkotnya, Ritno Kurniawan, rata-rata dalam satu bulan, mereka melayani sekitar 100 orang wisatawan, yang datang dari berbagai daerah, terutama dari provinsi tetangga. Wisatawan ini mengetahuinya dari informasi mulut ke mulut. Kondisi ini menjadi bukti, jika sesumbar pemerhati wisata yang mempromosikan objek wisata di sumatera barat, hanya omong kosong.

Kurang populernya wisata arung jeram di sumatera barat, menjadi PR yang berat bagi pengprov , yang baru saja terpilih awal agustus lalu. , sang kapten baru, berencana untuk menggiatkan arung jeram di sumatera barat, dengan cara memperbanyak kegiatan, serta mengajak seluruh pengurus cabang melaksanakan kejuaraan terbuka antar daerah. Menurut Rio, jika sering melaksanakan kegiatan, maka hal tersebut akan berdampak pada publikasi arung jeram, dan mempopulerkan olahraga tersebut.

Soal kegiatan arung jeram di sumatera barat, Rio wajar saja mengeluh. Pasalnya, sejak sepuluh tahun lalu, praktis kegiatan arung jeram tiarap. Hanya ada porprov dan festival silokek geopark. Padahal Sumatera Barat termasuk daerah yang lebih dulu memiliki pengurus federasi arung jeram indonesia tingkat provinsi. Logikanya, sebagai pioner, sumatera barat harus menjadi rujukan kegiatan arung jeram, setidak tidaknya untuk wilayah sumatera. (*)